Teknologi Berlari Mengejar Mimpi
Bangun pagi-pagi lihat timeline salah satunya tentang perkembangan teknologi. Lagi-lagi teknologi sudah melangkah lagi. Sepertinya bukan melangkah tapi berlari. Baru beberapa waktu lalu mengidam-idamkan sebuah perangkat genggam, sekarang sudah muncul yang lebih baru lagi. Yang lama sudah terasa jauh tertinggal.
Mengikuti teknologi seakan-akan tak ada habisnya. Memang sudah semestinya kemajuan teknologi itu tiada henti bahkan selalu membutuhkan inovasi-inovasi yang bisa meningkatkan kualitas hidup manusia. Sudah seharusnya demikian.
Masih teringat dulu ketika membeli perangkat komputer 21 tahun lalu dengan harga tertentu. Sekarang dengan harga yang sama spesifikasi prosesornya yang sekarang sudah lebih dari 20 kali lipat dibanding yang itu. Media penyimpanannya pun sekarang sudah hampir 500 kali lipat besarnya.
Ponsel pertama yang kubeli cuma bisa menelpon bahkan tidak bisa SMS karena keterbatasan teknologi AMPS kala itu. Dengan harga yang sama, sekarang bisa beli ponsel yang punya berbagai fasilitas canggih. Meski ponsel kelas bawah tapi sudah memiliki kamera yang lumayan, gps, koneksi HSDPA di samping jenis konektifitas lainnya.
13 tahun lalu saya membayangkan punya perangkat dengan layar besar supaya mudah membaca buku elektronik karena dikala itu PDA hanya berlayar 4 inchi lebih sedikit. Sekarang hal itu bukan hal yang aneh dilihat.
Teknologi seolah berlari mengejar mimpi manusia. Tinggallah kemampuan kita membelinya yang juga harus bisa mengejarnya.
Mengikuti teknologi seakan-akan tak ada habisnya. Memang sudah semestinya kemajuan teknologi itu tiada henti bahkan selalu membutuhkan inovasi-inovasi yang bisa meningkatkan kualitas hidup manusia. Sudah seharusnya demikian.
Masih teringat dulu ketika membeli perangkat komputer 21 tahun lalu dengan harga tertentu. Sekarang dengan harga yang sama spesifikasi prosesornya yang sekarang sudah lebih dari 20 kali lipat dibanding yang itu. Media penyimpanannya pun sekarang sudah hampir 500 kali lipat besarnya.
Ponsel pertama yang kubeli cuma bisa menelpon bahkan tidak bisa SMS karena keterbatasan teknologi AMPS kala itu. Dengan harga yang sama, sekarang bisa beli ponsel yang punya berbagai fasilitas canggih. Meski ponsel kelas bawah tapi sudah memiliki kamera yang lumayan, gps, koneksi HSDPA di samping jenis konektifitas lainnya.
13 tahun lalu saya membayangkan punya perangkat dengan layar besar supaya mudah membaca buku elektronik karena dikala itu PDA hanya berlayar 4 inchi lebih sedikit. Sekarang hal itu bukan hal yang aneh dilihat.
Teknologi seolah berlari mengejar mimpi manusia. Tinggallah kemampuan kita membelinya yang juga harus bisa mengejarnya.
0 Response to "Teknologi Berlari Mengejar Mimpi"
Posting Komentar